Home Literasi Ternyata Ini Alasan Design Thinking Penting Dalam Bisnis
design thinking

Mungkin beberapa orang menganggap design thinking itu dipakai oleh designer atau perancang. Padahal, persepsi itu salah dikarenakan dalam lingkup apapun dapat menggunakan metode design thinking. Individu, usaha kecil, hingga perusahaan skala internasional sekalipun bisa saja menggunakan metode design thinking.

Namun, mengapa design thinking itu penting sehingga begitu trennya sampai saat ini? Semua itu tidak terlepas dari sejarah dan perkembangannya.

Apa Itu Design Thinking Dalam Bisnis?

Design Thinking merupakan metode pemikiran yang dipakai untuk menemukan solusi dan kebutuhan pengguna. Dalam Bisnis, metode ini digunakan untuk memecahkan masalah konsumen serta mengatasi masalah bisnis. Berikut ini beberapa cara design thinking dapat digunakan yaitu:

  1.     Memenuhi kebutuhan pengguna/pelanggan.

Satu langkah yang penting dalam bisnis yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam mencapainya, pebisnis bisa memilih beragam opsi seperti interview, riset dan uji coba produk. Dengan mendapatkan pemahaman pelanggan, akan membantu menentukan solusi yang tepat dalam merumuskan proses bisnis.

  1.     Kolaborasi / kerja sama tim.

Untuk mewujudkan pencapaian pada faktor eksternal, design thinking membutuhkan kerja sama tim. Kolaborasi antar rekan kerja dapat merumuskan permasalahan dan juga solusi yang lebih baik karena sudut pandang yang lebih beragam. Dengan begitu, resiko kesalahan akan lebih sedikit dan solusi yang diterima akan lebih cepat.

  1.     Mengevaluasi dan merumuskan prototype.

Setelah memahami apa kebutuhan pengguna, selanjutnya yaitu merumuskan prototype. Prototype bukan hasil final, melainkan versi desain terwujud yang akan disampaikan ke pengguna. Dari sini, akan diketahui apakah solusi tersebut dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Sejarah dan Perkembangan Metode Design Thinking

Berpikir untuk menyelesaikan masalah yang terfokus pada tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan penggunanya. Dari sini asal mula gagasan Design Thinking oleh pendiri IDEO, David Kelley dan Tim Brown menyatakan formula yang akan mengubah cara pandang organisasi atau perusahaan dalam mencari solusi suatu permasalahan.

Mereka menyatakan bahwa Design Thinking merupakan penyatuan sudut pandang manusia dengan sudut pandang ekonomi yang memiliki ergonomic value. Dalam menggerakkannya, seseorang perlu memahami kebutuhan penggunanya, lalu mengerahkan ide, gagasan berupa solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Langkah penting dalam proses Design Thinking

Design thinking membantu pebisnis dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pengguna. Dalam melakukan proses tersebut, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu:

  1.     Empathize.

Tahap Empathize berkaitan dengan empati. Jika empati mampu merasakan perasaan orang lain, empathize memahami dan mengerti akan kebutuhan yang dirasakan pengguna. Dalam mengetahui kebutuhan tersebut, pebisnis dapat melakukan berbagai cara, seperti:

  • Melakukan riset kebutuhan pengguna, seperti ekonomi masyarakat, pola pikir masyarakat dalam memandang suatu produk, nilai tambah yang menambah minat pengguna.
  • Observasi, terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui kebutuhan pengguna.
  • Wawancara, mengajukan pertanyaan kepada calon pengguna dengan tujuan untuk memahami kebutuhan pengguna
  1.     Define.

Setelah mengetahui dan memahami kebutuhan pengguna, selanjutnya yaitu menentukan masalah serta mencari solusinya. Kebutuhan setiap pengguna tentu beragam, maka dari itu tentukan fokus dan arah solusi dari setiap kebutuhan.

  1.     Ideate.

Pada tahap ini, pebisnis harus mampu menciptakan ide atas solusi dari permasalahan yang telah didefinisikan sebelumnya. Penciptaan ide dilakukan dengan cara berpikir out of the box sehingga gagasan yang diperoleh lebih beragam. Dalam hal ini, penting untuk melakukan kolaborasi dengan tim karena akan berpeluang semakin banyak terciptanya ide.

  1.     Prototype.

Setelah menemukan solusi dari ide yang telah ditemukan, tahap selanjutnya yaitu membuat prototype atas solusi tersebut. Prototype menggambarkan uji coba, dengan keberadaan prototype, maka akan mendapatkan umpan balik dari pengguna sehingga mampu menemukan solusi yang tepat sebelum sampai ke konsumen.

  1.     Test.

Tahap terakhir dari proses design thinking yaitu menguji solusi atau testing. Dapat dilakukan dengan melakukan uji coba produk atau layanan serta meminta umpan balik dari konsumen di lapangan.

Serangkain proses diatas sejatinya ditujukan kepada evaluasi produk atau layanan sebelum sampai ke tangan konsumen. Sisi menariknya, dalam mengetahui kebutuhan pengguna, metode design thinking juga melibatkan peran pengguna. Dengan menerapkan metode design thinking dalam bisnis, solusi tersebut dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara maksimal.

Selain itu, design thinking juga membantu bisnis dalam memahami serta mengintegrasikan inovasi dan teknologi dalam bisnis. Bisnis pastinya mengejar keuntungan yang biasanya dikenal dengan return of investment (ROI). Ketika mampu mengintegrasikan inovasi dan teknologi dalam bisnis, maka yang terjadi yaitu pengembangan ide yang makin inovatif dan tentu menguntungkan bisnis.

Tantangan Penerapan Design Thinking dalam Bisnis.

Design Thinking beroperasi pada keterlibatan internal dan eksternal. Sebelum itu, saran kepada bisnis yang akan menerapkan metode design thinking yaitu mampu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip design thinking pada seluruh tim. Jadi, jangan sampai leader saja yang menerapkan namun bawahannya tidak mengetahui seluk beluknya. Seluruh tim harus mampu memahami pentingnya design thinking dalam bisnis serta terus berinovasi dalam meningkatkan proses design thinking.

Seperti yang disebutkan diatas, mengapa juga melibatkan sumber daya eksternal juga?  Seperti yang diketahui, design thinking membutuhkan keterlibatan dan partisipasi pengguna. Hal ini bisa jadi kekurangan atau juga kelebihan dalam penerapan design thinking.

Kelebihan dan Kekurangan Design Thinking.

Kelebihan.

  1. Kondisi permasalahan yang akan dirumuskan datang dari pengguna. Hal ini tentu menjadi kelebihan yaitu informasi yang didapatkan tidak berupa prediksi.
  2. Pengintegrasian aspek yang matang. Tidak hanya pengguna (konsumen), namun aspek pengguna (karyawan) juga dilibatkan dalam mengidentifikasi permasalahan serta solusi.
  3. Proses design thinking yang cocok untuk proses bisnis. Design thinking memecahkan masalah pengguna. Dalam bisnis, konsumen atau pengguna produk /  layanan menjadi objek dari dilakukan sebuah bisnis.

Kekurangan.

  1. Keterlibatan pengguna menjadi boomerang bagi pengeluaran. Sebagaimana yang diketahui, permasalahan datang dari pengguna melalui riset, wawancara ataupun uji coba produk. Hal ini akan menambah pengeluaran tidak hanya dari segi biaya, namun juga waktu.
  2. Adanya kemungkinan mengabaikan kasus kerja (wortcase). Dikarenakan metode ini lebih kearah pemenuhan penggunaan pengguna, tidak menutup kemungkinan cara ini kurang efektif pada kasus berbeda. Padahal, jika mempertimbangkan ide, realita serta merumuskan kasus terbaik mungkin saja akan menemukan cara yang lebih efektif.

Jadi, bisnis harus mempertimbangkan untuk menerapkan design thinking sebagai metode untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi inovatif. Tentu Hal ini dapat membantu bisnis mencapai sukses dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik dan memastikan bahwa bisnis tetap relevan dalam era teknologi yang semakin berkembang. Namun, tetap saja pertimbangan harus dilakukan atas kondisi yang terjadi.

Leave a Reply

A+ A-
Blog Digitalkit

Live Search